Hari ini tanggal 2 November 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widyagama Husada menggelar wisuda ke XV bagi program DIII Kebidanan, ke IX bagi Program S1 Kesehatan Lingkungan dan ke V bagi Program S1 Ilmu Keperawatan tahun Akademi 2018/2019, sedangkan bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners ini merupakan Sumpah Profesi yang ke V, acara wisuda dan sumpah profesi yg dilaksanakan di halaman Kampus 3 Universitas Widyagama Malang jalan Taman Borobudur Indah 3 Malang tersebut diikuti oleh 225 Wisudawan sama seperti tahun yang lalu.

Dalam laporan akademik Wakil Ketua I STIKES Widyagama Husada dr. Wira Daramatasuia, M.Biomed menyampaikan bahwa wisuda kali ini terpilih sembilan  lulusan terbaik diantaranya dari prodi DIII Kebidanan diraih oleh Ida Khusmawati Amd.Keb dengan IPK 3,94., Renita Septyarini Amd.Keb dengan IPK 3,84 dan Kartika Sari Amd.Keb           dengan IPK 3,81. Sedangkan dari prodi S1 Kesehatan Lingkungan diraih oleh Yedida Oksenita Woli  S.KL  dengan IPK 3, 84., Nurhidayah S.KL dengan IPK 3,84  dan Nurdini Mahmudah S.KL  dengan IPK 3,81., untuk  prodi S1 Ilmu Keperawatan IPK tertinggi diraih oleh Edi Sumarsono S.Kep dengan IPK 3,91., Rismillah Mazidatul Kholilah S.Kep   dengan IPK 3,74 dan Wina Sriandini S.Kep dengan IPK 3,62.

Pada Tahap profesi Ners, tahun ini merupakan angkat sumpah profesi ke V, untuk Penilaian profesi ners diperoleh sebesar 65% dari lahan praktik (rumah sakit, puskesmas dan dinas terkait) dan 35% dari STIKES Widyagama Husada. Dari 68 mahasiswa profesi Ners,   6 mahasiswa meraih predikat cumlaude dengan IPK 4, diraih oleh Brian Sesar Rosely, S.Kep.,Ners., Eriantini Tri Azisa, S.Kep.,Ners., Erieke Vidyana Pitaloka, S.Kep.,Ners., Ferosina Reskin, S.Kep.,Ners., Putri Pamungkas, S.Kep.,Ners., Syarifatussurur, S.Kep.,Ners.

Sedangkan Ketua STIKES Widyagama Husada Bapak dr. Rudy Joegijantoro, MMRS menyampaikan bahwa Visi STIKES Widyagama Husada mencanangkan terbentuknya karakter Religius, Kewirausahaan, Kebangsaan dan Unggul bagi setiap warga STIKES Widyagama Husada, terutama bagi setiap lulusan yaitu saudara sekalian ini. Seperti kata pepatah “Karakter dapat terbentuk dimulai dari Thinking (Pemikiran) berlanjut menjadi Word (Ucapan) kemudian Believe (Keyakinan) dan akan terwujud dalam Action (Tindakan) kemudian menjadi Habituation (Kebiasaan) dan terbentuklah karakter itu sendiri. Keberhasilan saudara ditentukan oleh kemampuan saudara dalam menyesuaikan diri, mencapai target, dan menjawab tantangan. Di balik ini semua yang terpenting adalah keberhasilan yang membawa kebaikan bagi orang lain yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Selain itu, dr. Rudy juga menyampaikan bahwa selama di kampus, mahasiswa mengikuti proses belajar di program studi yang berbeda dan menekuni bidang jangkauan kesehatan yang berbeda pula. Tetapi dibalik perbedaan tersebut, para mahasiswa dan akademisi diikat oleh prinsip pemersatu, yakni prinsip menjunjung tinggi kebenaran. Mahasiswa dilatih untuk menyusun argumen secara ilmiah, menyajikan tugas akhir secara ilmiah, menyusun rancangan dengan basis ilmiah, dan sebagainya. Secara sederhana, ‘ilmiah’ berarti mendekati kebenaran objektif, melakukan sesuatu dengan asas kebenaran, atau bertujuan mendekati dan menyingkap kebenaran. Ketika saudara memasuki dunia nyata, saudara perlu melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan lingkungan yang baru. Kemudian saudara akan dihadapkan pada target-target capaian dan tantangan – tantangan, salah satunya yaitu tantangan era revolusi industri 4.0. Era revolusi industri 4.0 memberikan tantangan yang tidak ringan di sektor kesehatan. Selain bonus demografi yang melimpah, tantangan lain juga terdapat pada ranah inovasi teknologi pelayanan kesehatan. Hal ini perlu segera diantisipasi oleh saudara.

Bapak Prof. H.A. Mukthie Fadjar, SH, MS selaku Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Indonesia Widyagama Malang (YPPIWM) menyampaikan bahwa apa yang telah kita ketahui bersama, bahwa kebijakan pembangunan pemerintahan baru hasil pemilu yang lalu untuk masa lima tahun mendatang akan menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan melahirkan SDM unggul demi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara, SDM baharu kata mantan Presiden alm B.J. Habibie, SDM yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), namun juga penuh iman dan takwa (imtak). Ini berarti bahwa pembangunan pendidikan menjadi prioritas, pendidikan yang inspiratif dan yang memanusiakan manusia, bukan kebijakan pendidikan yang penuh kerumitan prosedur-prosedur administratif yang malahan mengaburkan substansi. Perguruan tinggi dengan fungsi tri dharmanya (pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) harus diberi kebebasan berkreasi dan berinovasi, menjadi pusat ilmu dan pusat kebudayaan dalam berbagai keberagaman, bukan disibukkan dan ditenggelamkan dengan pelaporan administratif prosedural kinerja yang melelahkan. Sesungguhnya, apabila ingin berkemajuan dan mengejar ketertinggalan dengan negara-negara lain di bidang SDM, maka kebijakan birokratisasi administratif di perguruan tinggi haruslah ditinggalkan.ujar Prof. Mukthie.

Turut hadir dalam acara wisuda diantaranya dari jajaran pengurus YPPI Widyagama Malang, Kepala Lembaga Layanan Perguruan Tinggi (L2DIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Pimpinan Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan di lingkup L2DIKTI  Wilayah VII, Kadinkes Jawa Timur, Ketua IBI Jawa Timur, Ketua HAKLI Jawa Timur, Ketua IBI Kota Malang, Ketua AIPKIND Jawa Timur, Kepala Pukesmas, Direktur Rumah Sakit dan pemilik BPM tempat mahasiswa PKL. (Rahok)